Kontribusi Pemuda Masa Kini Untuk Sebuah Negri

PE MA KI
Pemuda Masa Kini
https://www.youtube.com/watch?v=yDcHRe2Wf04
Beladiri Orasi Mendaki

Sebagian Referensi Dilansir Dari Lintas Gayo
Mari Berbagi Dan Bersinergi Wahai Penduduk Bumi
Semoga Tulisan Ini Bermanfa’at Bagi Yang Membacanya

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang Mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional,WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.
 
Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Sedangkan menurut draft RUU kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu. 

Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan progresif.

Jika ingin melihat masa depan suatu bangsa, maka lihatlah keadaan pemudanya hari ini. (Dr. Yusuf Al-Qardhawi)

SOSOK pemuda bagi masa depan suatu bangsa adalah hal yang sangat penting bagi keberlangsungan bansa tersebut. Pemuda adalah pemegang tunggal estafet pembangunan bangsa.  Karena hidup berganti, setiap orang akan menjadi tua dan pensiun, sehingga pemimpin-peminpin yang tengah memimpin negeri ini suatu saat akan berganti dengan pemimpin-pemimpin yang baru. Sifat arogansi positif pemuda kepada orang – orang tua seperti yang berbunyi :

“jika ingin melihat keberlangsungan suatu bangsa maka yang tua minggir dulu serahkan kepada yang muda masa depan di tangan mereka.” (Edwar Sani).

Dr. Yusuf Al-Qardhawi mengatakan, bila di ibaratkan matahari, maka usia muda serupa jam 12. Dimana matahari bersinar paling terang dan paling panas. Secara fisik, pemuda memiliki kekuatan yang lebih, memiliki semangat dan jiwa muda. Pemuda adalah  pengukir prestasi yang membanggakan bagi bangsa dan Negara.
Sejatinya,  di tangan pemudalah berlabuh harapan-harapan untuk dapat menjadi bangsa yang lebih baik di masa depan. Namun, kenyataan pahit yang dapat kita lihat sendiri saat ini adalah  betapa memprihatinkannya keadaan akhlak dan moral pemuda masa kini yang menjadi harapan.

Pemuda telah terkontaminasi dengan kehidupan modernis menjadi pemicu terhambatnya produktifitas pemuda. Sehingga banyak dari mereka  yang berpola pikir egois, berlomba-lomba menunjukan strata sosial, sombong, terjebak narkoba, tawuran, candu  alkohol, malas, dan mudah putus asa.
Bila hal ini terus dibiarkan, perlahan tapi pasti hal ini akan dapat menjadi penyakit yang akan sulit disembuhkan pada diri pemuda. Pemuda Indonesia harus memiliki jiwa dan semangat  yang kuat. Karena persaingan global saat ini membutuhkan orang-orang yang optimis, giat dan bekerja keras.

Salah satu pemicu menurunnya akhlak kaum muda adalah media, dimana media sering dijadikan sebagai Tuhan kedua baginya. Telah banyaknya kita saksikan pada sa’at sekarang ini pada lingkungan sekitar, meminta dan berdoa hanya lewat media.
Mau tidur baik bangun tidur atau sama sekali tidak tidur – tidur, mereka hanya bisa bermimpi tanpa mewujudkan apa yang telah mereka impikan.
Sekarang anda hanya tinggal pilih, mau tidur lagi untuk melanjutkan mimpi atau bangun untuk mewujudkan mimpi. Bagi saya tua itu sudah pasti tapi dewasa itu adalah pilihan, baik dewasa secara pemikiran maupun dewasa dari segi perlakuan.

Mari kita simak perkembangan pemuda dari sudut pandang pendidikan, bagi saya pendidikan itu sangatlah penting. Baik itu pendidikan karakter, moralitas, akhlak dan kepribadian.
Pendidikan tidak musti di dapatkan dari bangku sekolahan, lingkungan itu sendiri bisa menjadi pendidikan bagi pemuda yang cerdas dan tanggap dalam mengolah pola pikir.
Sesuao dengan perkataan Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantoro pernah menyarankan : Jadikan Setiap Orang Itu Adalah Guru Dan Jadikan Setiap Rumah Itu Adalah Sekolah.

Pendidikan  Agama  Sebagai Pondasi awal
Pendidikan yang paling utama diberikan kepada anak adalah pendidikan agama. Karena agama akan membimbing untuk senantiasa berada di jalan kebaikan. Bila seorang anak mengetahui agamanya, aqidah dan  tujuan hidupnya, insya Allah ia akan selalu mengingatnya sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.  Keluarga terutama orang tua merupakan kunci utama penanam nilai-nilai agama kepada anak.
Nilai agama  harus ditanamkan sejak dini oleh orang tua kepada anak-anaknya.  Karena di dalam nilai-nilai agama, berbagai nilai-nilai kesantunan, kejujuran dan kesopan diajarkan secara sistematis. Sehingga bila diterapkan sedini mungkin, maka ajaran itu akan tetap melekat dan terpatri dalam dirinya hingga ia  dewasa nanti. Sehingga dikemudian hari diharapkan pemuda Indonesia  tidak kehilangan identitas diri sebagai bangsa Indonesia.

Sekolah Sebagai Penghasil Generasi Penerus Bangsa
Kemajuan pendidikan suatu bangsa merupakan indikator kemajuan suatu bangsa. Karena pendidikan diyakini sebagai penghasil para intelektual  generasi bangsa yang handal dan cerdas, bertanggung jawab dan juga berakhlak mulia.
Kesalahan fatal  yang sering terjadi adalah dimana orang tua yang menyerahkan seluruhnya tanggung jawab  pendidikan anaknya pada sekolah. Padahal, orang tua memiliki andil  yang  sangat besar dalam pembentukan akhlak dan  karakter  anak. Sekolah adalah tempat dimana nilai-nilai karakter yang telah di tanamkan di dalam keluarga  dikembangkan.

Masyarakat dan lingkungan  Sebagai  Pengawas
Kini, di dunia yang serba individualis kepedulian masyarakat sebagai penuntun perkembangan pemuda pada arah positif adalah hal yang mutlak. Masyarakat adalah pengawas  yang selalu ada disekitar pemuda.  Kesadaran bahwa pemuda adalah milik bangsa, milik kita bersama, penerus bangsa yang mestinya  dijaga harus kembali dipupuk kembali seperti sedia kala. Masyarakat tidak boleh lagi menutup mata dan tidak peduli terhadap apa yang kini terjadi pada generasi bangsa ini.
Keluarga terutama orang tua, sekolah, dan lingkungan adalah 3 faktor utama pembentuk dan pengawas awal karakter seorang pemuda. Ketiga aspek ini adalah kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Sehingga, keseimbangan pendidikan karakter  pada anak tetap seimbang . Dari orang tua, seorang anak mengenal awal tentang agama/pendidikan, dilanjutkan dengan sekolah sebagai wadah pembelajaran dan menuntut ilmu, dan lingkungan sebagai tempat pengaplikasian ilmu yang didapat.
Siapa pun kita dan apapun latar belakang kita, kita tetaplah sama (satu posisi)    dalam hal memantau perkembangan pemuda saat ini. Arus globalisasi yang masuk saat ini kian mengkhawatirkan. Kitalah kini (keluarga, sekolah, masyarakat/lingkungan) sebagai filter globalisasi. Sehingga pemuda kita tetap di jalan yang benar dan diharapkan mampu bersaing dengan sehat. Karena di pundak merekalah nantinya nasib bangsa  kita bebankan. Disaat kita telah menua dan tidak bisa lagi berbuat apa-apa.

Mahasiswa Sebagai ujung Tombak Perubahan suatu Bangsa
Apakah mahasiswa juga tergolong pemuda. Ya, benar sekali...
Mahasiswa seharusnya mempunyai andil besar dalam semua problematika yang terjadi di masyarakat. Sebagai Agent Of Change atau agen perubahan sudah semestinya mahasiwalah yang harus bertanggungn jawab dengan apapun yang terjadi di masyarakat, bangsa dan negara. Social Control kepada masyarakat harus berjalan dengan semestinya, jangan karena memakai jas, dasi dan sepatu bagus mahasiswa merasa tidak cocok untuk begaul lagi dengan masyarakat kalangan bawah.


Jika kita mencari penjelasan tentang mahasiswa berikut peran dan fungsinya sama saja kita menjabarkan secara keseluruhan isi kandungan UUD 45. Karena menurut saya pondasi suatu bangsa itu adalah terletak pada pemuda dan juga mahasiswa.
Tapi bagaimana nasib suatu bangsa jika pemudanya berkelanjutan larut dengan nasibnya sendiri, kerdilkan dan kesampingkan masalah pribadimu serta mulailah memikirkan masalah dan nasib bangsa ini ke depan karena di dalamnya ada kamu dan keluargamu.

Jadilah pemuda yang BAPER Tetapi Bawa Perubahan Bukan Bawa Perasaan.
Semestinya jiwa seorang pemuda yang hebat tidak akan berbuat tanpa memikirkan akibat
Mari Berpikir dan Bekerja serta Bekerja Sama Untuk Membangun Suatu Bangsa.

Edwar Sani
Padang, 03 Desember 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legenda Puti Sangka Bulan

Marronggeng di Utara Pasaman Barat

Cerita Dibalik Pendakian Gunung Singgalang