Misteri Gunung Malintang
Menguak Misteri Yang Ada Di Gunung Malintang Pasaman Barat
Danau Laut Tinggal Pasaman Barat |
Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang menyembunyikan potensi keindahan alamnya, dikarenakan belum terkelola dengan baik oleh pemerintah setempat. Mungkin dari beberapa aspek terkendala hingga potensi wisata di Pasaman Barat ini banyak terabaikan. Padahal daerah ini punya banyak objek wisata alam yang indah seperti air terjun, goa, pantai, gunung dan lembah begitu indah tertata dengan rapi.
Salah satu keindahan alam yang tersembunyi itu adalah Gunung Malintang ( penduduk setempat menyebutnya Gunung Bandera ) dengan ketinggian sekitar 1992 Mdpl. Setelah kami lakukan ekspedisi kesana ternyata gunung ini berbeda, ada dua gunung yang saling bergandengan yaitu Gunung Malintang dan Gunung Bandera. Sama halnya dengan Gunung Pasaman dan Gunung Talamau, orang - orang mengira keduanya adalah Gunung yang sama.
Ada satu ojek yang menarik untuk di bahas dalam Gunung Malintang yakni Danau Laut Tinggal yang konon kabarnya dari masyarakat setempat danau ini tidak bisa di temukan, tapi setelah di deteksi oleh peneliti Ukraina, Mykhailo Pavliuk dari sebuah alat penghubung ke satelit ternyata benar tentang keberadaan Danau Laut Tinggal, dan lewat sebuah vidio penelitian ekspeditor asal jerman, Dr. Renata Rabenstern dan Herwig Zahorka yang di unggah ke situs youtube.
Setelah melakukan perjalanan menjelajahi Gunung Malintang dengan tujuan berkunjung ke Danau Laut Tinggal saya banyak menyimpan pesan dan kesan tersendiri. sekarang saya coba bercerita dengan hal - hal mistis yang sempat kami rasakan dalam perjalanan.
Kala itu kami melakukan perjalanan dengan team 5 orang dan satu diantaranya adalah wanita, setelah melakukan shalat asar di perkampungan terakhir kami mulai perjalanan masuk hutan, awalnya sih di tegur oleh penduduk setempat di anjurkan untuk menginap dulu dan mengawali perjalanan besok pagi. Tapi kami masih berkeras hati untuk melakukan perjalanan sore itu juga dan kami mengambil jalan pintas dari jalur yang pernah dilalui oleh peneliti sebelumnya.
Sekitar dua jam setengah kami menyusuri hutan dan menuruni bukit kami telah sampai pada sebuah sungai kecil dan tidak jauh dari sungai itu terdapat tanah yang datar, mungkin bisa kami jadikan untuk tempat kemah penginapan malam ini, walaupun kami harus merambah beberapa semak untuk tempat beristirahat. Alhasil malam itu kami putuskan menginap di sana, malam ini belum terasa keganjilan - keganjilan dalam perjalanan untuk menelusuri hutan menuju danau. Karena mata belum berkompromi untuk istirahat kami memutuskan untuk mencari udang di sungai sebagai tambahan logistik untuk di masak esok paginya.
Singkat cerita, esok harinya kami melanjutkan perjalanan dengan bemodalkan parang tebas setapak demi setapak rimbunnya hutan kami lalui. Hari ini sangat menguras tenaga, target kami mencapai danau belum terpenuhi dan haripun mulai sore kami putuskan untuk menginap satu malam lagi dalam perjalanan. Malam ini kami mendapatkan teman untuk bercerita panjang lebar, entah darimana sekelompok orang - orang itu datang, mereka mengaku pihak BKSDA sambil meneliti binatang langka yang katanya populasi Badak Sumatera ada disana. Dalam dua hari perjalanan tak satupun tapak manusia lain dalam hutan yang kami lalui, entah keberuntungan darimana kami bertemu team peneliti hutan ini, mereka sangat ramah. sambil bercakap -cakap menghabiskan malam hingga istirahat dan paginya kami berpisah untuk menempuh jalurnya masing - masing.
Dengan harapan penuh dan rasa ragu yang mengelubungi hati perjalanan tetap kami lanjutkan, karena jalur ini belum pernah kami lalui dengan bermodalkan tali rapia kami beri tanda jejak satu persatu di sepanjang perjalanan agar tidak tersesat. Dengan tidak di sangka - sangka tepat pukul 15.45 Wib kami telah sampai ke tepian Danau Laut Tinggal. Wahh, luar biasa indah pesona si hijau tosca telah menampakkan wujud aslinya, capek dan lelah terobati kami akan mendirikan tenda serta menghidupkan api unggun, karena di tepian danau ini kami akan istirahat dan menghabiskan malam. Malam ini kami memasak menu besar makanan lezat ala penjelajah.
Danau nan luas dan tepian berpasir bak seperti pasir pantai menambah pesona nyaman tersendiri menikmati malam ditambah lagi bulan malam itu sebegitu indahnya kami nikmati dengan bercengkrama minum kopi dan main kartu remi.
Malan ini saya mendapat mimpi yang aneh, ada segerombol orang yang menyerang tanpa sebab ke kemah kami, empat orang teman saya telah di culik mereka dan saya masih berjuang menyelamatkan diri dari kejaran pemuda yang garang memegang parang dan tombak yang tajam. Saya masih ingat betul mimpi malam itu sebuah belati tajam tertempel di perut saya akibat dari tusukan salah seorang dari team mereka, tapi lucunya saya tidak merasakan sakit sedikitpun. Paginya saya terbangun dengan napas ngos - ngosan mungkin akibat berlari dalam mimpi, tapi perasaan takut itu hilang keseluruhan karena menyaksikan susana pagi yang indah di tepian danau.
Setelah puas mengambil photo di sekitaran danau dan sangkin nyaman disana tak sadar kami telah kehabisan persediaan logistik hingga kami memutuskan untuk turun hari itu juga. Perjalanan menuju turun dengan jalur tempuh yang berbeda dari perjalanan semula yang kami lalui. Tujuan kami kali ini adalah tempat pemandian air panas yang lebih di kenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan "SOSOPAN" saya sudah dapat berita sebelumnya dari masyarakat bahwa sosopan ini adalah satu tempat yang wajib menjaga kesopanan sesui dengan namanya, karena telah banyak kejadian aneh disana bahkan sudah ada memakan korban jiwa dan sampai sekarang belum tau apa penyebabnya. Dalam perjalanan menuju sosopan kami sedikit agak mengalami gangguan, mungkin hal ini di sebabkan oleh kecapekan juga akibat persedian makan sudah habis tadi siangpun kami tidak makan.
Lelah dan rasa laparpun telah menggerogoti, saya masih ingat betul kekonyolan kala itu ada sebuah jamur yang saya tau itu boleh di konsumsi dan ternyata saya keracunan ringan setelah memakan jamur tersebut, mata berkunanh - kunang dan kepala saya pusing. Hampir 30 menit saya habiskan untuk istirahat hingga badan pulih kembali.
Haripun sudah sore kami belum melihat tanda - tanda akan sampai di sosopan, di terpa gerimis hujan matahari masih terlihat akan tenggelam untuk memulai malam. Saya kenal betul lokasi ini mungkin sebentar lagi akan sampai ke tempat tujuan, dengan bermodalkan keberanian lantaran jalan masih kelihatan tanpa penerangan kamipun berjalan beriringan, dan tiba - tiba terjadi sesuatu hal yang aneh. Sebuah pohon besar bercahaya bak kobaran api sehingga kami yang ada di bawahnya terlihat terang dengan jelas. Kamipun tidak ambil pusing dengan kejadian itu, mungkin akibat dari ambisi biar cepat - cepat sampai ke tujuan. Alhasil kami telah sampai ke pemandian air panas yakni sosopan tanpa terjadi sesuatu yang membahayakan.
Disanalah kami beristirahat malam ini hingga esoknya kami lanjut lagi perjalanan menuju perkampunga.
Tidak ada hal - hal aneh lagi yang kami temukan dalam perjalanan, sesampainya di perkampungan terakhir kami ambil motor lima hari yang lalu kami titipkan kepada warga. Dengan mengendarai motor kami lanjutkan perjalanan menuju Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang. Ternyata di rumah kami telah di tunggu oleh beberapa pihak keluarga yang telah mencemaskan kenapa kami tidak kunjung pulang. Mereka takut kami tidak tau jalan pulang (tersesat dalam hutan) tapi Alhamdulillah perjalan kali ini kami tuntaskan dengan selamat dan tidak ada cidera baik ringan maupun berat.
Hikamt dari sebuah perjalananpun telah kami dapatkan dan memang tujuan dari bepergian itu adalah pulang dengan selamat tidak ada kata dan alasan lain.
Oke, cerita saya akhiri dulu sampai disini.
Mungkin cerita perjalanan kali ini masih banyak momen dan kesan yang belum sempat saya tuliskan, jika ada kesempatan saya akan menuliskannya lagi di lain waktu.
Yang jelas cerita mistis tentang adanya seekor ular raksasa yang sangat besar sebagai penunggu danau itu memang tidak ada kami temukan, mungkin itu hanya cerita dongeng atau legenda cerita pengantar tidur oleh kakek dan nenek kepada cucunya dahulu, jujur sayapun salah satu korban dari cerita itu, kalau tidak salah dulu yang menceritakan adalah nenek saya. Katanya ada sebuah Ular Naga Penunggu Danau di atas gunung Malintang jika Naga itu telah mati atau bergeser dari tempatnya semula maka semua air danau akan tumpah membanjiri kampung kami.
Oke Sekian, salam dari saya penulis.
Edwar Sani
Photo Bersama Di Tepian Danau |
Whatsaap : 085375337222
Ytube : TKP Chanel
Komentar
Posting Komentar